v
Pengertian Etika
Etika adalah
adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Berikut contoh
etika yang terjadi dalam masyarakat :
1.) Etika pada seorang mahasiswa/i, apa akibat dan
konsekuensinya jika dilanggar ?
a) mengobrol
ketika teman sedang prensentasi di depan kelas
- akibatnya :
suasana presentasi menjadi tidak kondusif.
- konsekuensi :
tidak dapat mengerti apa materi yang disampaikan saat presentasi berlangsung.
b) ketahuan
mencontek ketika sedang ujian
- akibatnya :
ditegur oleh pengawas
- konsekuensi :
bisa diberikan nilai yang jelek
c) tidak pernah
masuk kuliah
- akibatnya :
absensi menjadi jelek dan tertinggal mata kuliah.
- konsekuensi :
tidak mengerti materi perkuliahan yang diajarkan.
d) bentrok dengan
kampus lain
- akibatnya : ada
korban, mencemarkan nama baik kampus, meresahkan warga.
- konsekuensi :
mendapat teguran oleh pihak kampus, dan jika kesalahannya besar, bisa
dikeluarkan dari kampus.
v
Etika yang ada pada suatu daerah atau adat
istiadat. Disini akan dijelaskan tentang etika yang ada pada adat batak.
·
Batak
Yang dimaksud
dengan kebudayaan Batak, yaitu seluruh nilai-nilai kehidupan suku bangsa Batak
di waktu-waktu mendatang merupakan penerusan dari nilai kehidupan lampau dan
menjadi faktor penentu sebagai identitasnya.
Bunyi dari Etika Dalian Na Tolu atau yang
disebut dengan Tungku Yang Tiga adalah: Manat Mardongan Tubu, Somba
Marhula-hula, Elek Marboru.
Manat Mardongan Tubu (Saling menghormati
terhadap saudara sedarah). Hubungan satu sama lain diantaranya orang yang
bersaudara sabutuha (se-marga) harus berhati-hati, dijaga jangan sampai konflik
baik dalam perkataan maupun perbuatan. Menghindari sikap sombong atau arogansi
sesama saudara (dalam konteks sedarah).
Somba Hula-hula (hormat kepada hula-hula.
Leluhur orang Batak menganggap hula-hula sebagai Debata na niida, artinya Allah
yang kelihatan atau sebagai wakil Allah Sang Maha Pencipta di bumi. Anggapan
tersebut sampai sekarang masih terus berjalan, sehingga nasihat dan permintaan
hula-hula selalu dituruti, kalau tidak, bisa terjadi malapetaka. Sebaliknya
hula-hula diharapkan memberikan nasehat, petuah dan berkat kepada borunya serta
mendoakan agar borunya dikaruniai hagabeon (keturunan yang banyak), hamoraon
(harta/kekayaan), dan hasangapon (kehormatan). Bahkan seringkali kesuksesan
suatu pesta diukur dan puas tidaknya pihak hula-hula diperlakukan borunya.
Sehingga harus ada keseimbangan jika tidak terjadi keseimbangan, kadangkala ada
perkataan yang muncul, “Asal ro hula-hula maneat babi, asal ro hula hula maneat
babi, hula-hula babi” Maksudnya asal datang hula-hula memotong babi, asal
datang hula-hula memotong babi, hula-hula babi.
Elek Marboru (membujuk atau mengayomi
boru). Kehadiran boru bagaikan ‘bunga yang semerbak’ dalam pesta dan biasanya
pihak boru harus disayang dan diupayakan agar permintaanya selalu terkabulkan.
Pihak boru adalah penyumbang tenaga dan materi dalam pelaksanaan sebuah pesta
dan pihak boru ini dibantu oleh pihak bere (anak dari boru). Sukses suatu acara
adat juga tergantung dari kontribusi atau peran serta dari pihak boru dan bere.
Latar belakang pembentukan atau penciptaan
lembaga Dalihan Na Tolu berbeda dari lembaga pranata adat di daerah lain di
Indonesia. Dalihan Na Tolu tidak dibentuk berdasarkan komitmen atau
kesepakatan, melainkan muncul sebagai kodrat karena adanya perkawinan dan
marga. Marga itu melekat dalam diri individu tersebut dari pertama kali
bernafas di dunia ini sampai menghembuskan nafas yang terakhir di dunia ini.
Dalihan Na Tolu bagi suku Batak merupakan budaya yang tidak lapuk karena panas
dan tidak luntur karena hujan, tahan uji dan selalu relevan, sudah mendarah
daging sehingga Dalihan Na Tolu disebut sebagai etika deep culture.
Sumber : http://marthinsiraitsttj.blogspot.com/2009/10/etika-budaya-batak.html
Kelompok Softskill 4EB10 :
- Aditiya Amanda
- Agung Maulana
- Fachrurozy
- Muhamad Wildan
- Muhammad Rasyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar