PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan
guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
gelar
setara Sarjan Muda Jurusan Akuntansi jenjang Starta Satu
Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama : Aditiya Amanda
NPM :
20210181
Jurusan : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh
laba. Dalam suatu proyek ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat
mencapai laba yang diinginkan. Sebaiknya sebelum perusahaan kontraktor
menjalankan suatu proyek agar melakukan analisa biaya – biaya yang akan
dikeluarkan agar dapat menentukan laba yang diinginkan. Jadi pada saat sebelum
perusahaan mengambil suatu proyek, sebaiknya perusahaan harus menganalisa
seberapa banyak bahan – bahan material dan biaya yang akan dikeluarkan. Karena
material merupakan peranan utama dalam menyelesaikan suatu proyek dan menjadi
salah satu bahan yang paling mudah untuk diselewengkan sehingga perlu adanya
pengawasan dan perhitungan agar dapat lebih efisien dalam penekanan anggaran
biaya material pada proyek konstruksinya.
Dalam menentukan perencanaan pengendalian biaya
atas varians yang sedang terjadi, akuntansi sangat berperan penting bagi
manajemen. Dalam anggaran material selisih yang terjadi dalam pengerjaan proyek
sangat berpengaruh terhadap tingkat efektivitas dan efisiensi dalam pengerjaan
proyek. Dalam varians tersebut terdapat varians yang bisa jadi menguntungkan
dan ada varians yang merugikan dan setiap varians mempengaruhi tingkat laba
yang menjadi target perusahaan. Selain itu, perusahaan kontraktor juga
dihadapkan pada pilihan yang sangat cenderung terbalik satu dengan yang lainnya
didalam membuat sebuah penawaran. Di satu sisi perusahaan kontraktor harus
memberikan penawaran yang cukup aman agar dapat memperoleh laba yang maksimal
dan dapat membuat perusahaan agar terus berkembang, tapi di sisi lain
perusahaan kontraktor harus memberikan penawaran yang rendah agar perusahaan
dapat memenangkan proses tender.
Dilakukannya pengendalian dimaksudkan agar
terdapat jaminan keamanan material sehingga perlu adanya sistem pengendalian
fisik dan akuntansi. Yang diutamakan pada saat pengendalian fisik harus kepada
kualitas dan penyimpanannya sedangkan pengendalian akuntansi dilakukan dengan
cara membandingkan kuantitas material yang terdapat didalam catatan manajemen.
Pengendalian yang baik terhadap anggaran material adalah menghasilkan informasi
yang tepat waktu dan akurat, dalam masalah ini akuntansi biaya memang sangat
berperan penting dalam pengambilan keputusan. Karena apabila suatu perusahaan
kontraktor belum memperhatikan seberapa besar pengalokasian jumlah biaya
anggaran yang dibutuhkan terhadap realisasi dalam pembangunan suatu proyek tersebut.
Hal ini akan mengurangi efisiensi penggunaan bahan material dimana penggunaan
sumber – sumber bahan material dalam perusahaan kontraktor akan menimbulkan hal
– hal yang tidak diinginkan, seperti penggunaan bahan material yang tidak
sesuai dengan jumlah dan kapasitas sehingga timbul kekurangan atau kelebihan
bahan material yang menimbulkan bertambahnya biaya karena ketidakpastian
anggaran dengan penggunaannya.
Sering kali dapat ditemui perbedaan antara
analisis anggaran biaya material yang telah direncanakan oleh subontraktor
dengan realisasi kebutuhan material dilapangan. Oleh karena itu, perlu diadakan
pendekatan lebih lanjut agar perbedaan kebutuhan material yang direncanakan
dengan realisasi kebutuhan material dilapangan tidak berbeda jauh. Hal ini
dikarenakan oleh masing – masing pengalaman yang berda dari subkontraktor. Anggaran
yang berfungsi dengan baik sebagai alat pengawasan, merupakan indikator
keberhasilan suatu peusahaan kontraktor dalam pengawasan terhadap biaya
anggaran yang dapat dilihat dari seberapa jauh suatu perusahaan kontraktor
berhasil mencapai target – target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada saat penyusunan anggaran ditentukan terlebih
dahulu faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran.
Kemudian dilakukan penyusunan anggaran yang mengikuti prosedur yang telah
ditentukan, kemudian dilakukan analisis varians ketika realisasinya telah
diketahui. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya.
Uji tersebut untuk mengetahui bahwa selisih anggaran tersebut masih dalam batas
pengendalian akuntansi. Sehingga setelah evaluasi tersebut telah dilakukan akan
menghasilkan suatu analisis anggaran yang dapat memberikan rekomendasi bagi
perusahaan dalam memberikan upaya perbaikan penyusunan anggaran untuk periode
selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai analisis
selisih biaya anggaran material yang dijadikan sebagai alat pengendalian suatu
proyek konstruksi. Sehingga penulis tertarik untuk menjadikan sebagai topik
pemilihan judul penulisan ilmiah ini sebagai berikut : “ANALISIS SELISIH BIAYA ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN
BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT SERPONG GREENVIEW PADA PT. XYZ”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini permasalahan yang akan dirumuskan
oleh penulis adalah:
- Bagaimana selisih biaya anggaran material pada PT. XYZ pada pembangunan proyek Apartement Serpong GreenView?
- Bagaimana biaya anggaran material suatu proyek pada PT. XYZ dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya proyek?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penyusunan penulisan Ilmiah ini, penulis membatasi
pada masalah hanya pada biaya
anggaran dan varians yang ditimbulkan ketika terjadi realisasinya pada proyek
pembangunan Apartement Serpong Greenview Pada PT. XYZ untuk periode 2012.
1.4 Tujuan Penulisan Ilmiah :
Tujuan penulis dalam melakukan penulisan ilmiah ini
adalah :
- Untuk mengetahui selisih biaya anggaran material pada PT. XYZ pada pembangunan proyek Apartement serpong GreenView.
- Untuk mengetahui apakah anggaran biaya meterial suatu proyek dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya proyek.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dalam menentukan analisis
selisih biaya anggaran material.
2.
Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi perusahaan dalam melakukan analisis selisih biaya anggaran material.
3.
Bagi Akademis, hasil penelitian dapat dijadikan referensi, pembanding dan
menambah kepustakaan bagi yang akan melakukan penulisan ilmiah menyangkut
masalah analisis selisih biaya anggaran material atau yang bersangkutan dengan
masalah ini.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1
Objek
penelitian
Perusahaan yang dipakai
pada penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, yang
bernama PT. XYZ dengan nama proyek pembangunan Apartement Serpong GreenView
1.6.2 Metode
Pengumpulan Data / Variabel
Dalam penulisan ilmiah ini, penulisan melakukan kegiatan
riset untuk mengumpulkan data informasi yang diperlukan dengan menggunakan dua
macam metode, yaitu :
a. Studi Kepustakaan ( Library Research )
Yaitu membaca, mempelajari, menganalisis, dan menarik
kesimpulan dari buku-buku serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan
topik yang dibahas.
b. Studi Lapangan ( Field Research )
Guna
memperoleh data-data yang lengkap dan sebenarnya, maka penulis mengumpulkan
data yang bersifat langsung yaitu dengan cara:
1. Pengamatan ( Observation )
Yaitu pengumpulan data dengan
cara mengamati secara langsung mengenai kegiatan perusahaan.
2. Wawancara ( Interview )
Yaitu mengumpulkan data-data
dengan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak yang terkait.
1.6.3
Data / Variabel Yang Digunakan
Adapun
data yang digunakan dalam penulisan ini adalah berupa data primer dan skunder,
yang penulis dapatkan dari salah satu karyawan PT. XYZ yang berhubungan
langsung dengan penelitian penulis. Data tersebut berupa: data anggaran biaya
dan data biaya sesungguhnya dari proyek pembangunan yang sedang PT. XYZ
kerjakan.
1.6.4
Alat Analisis Data
Analisis
yang akan penulis gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah analisis deskriptif
dan analisis kuantitatif
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk gambaran
mengenai isi dari penulisan ilmiah ini maka dapatlah diuraikan secara singkat
sistematika penulisannya yang dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penulisan ilmiah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini mencakup
teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan penulisan ilmiah
ini.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini
menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, yaitu sejarah dan perkembangan
perusahaan, struktur organisasi serta proses produksi yang dijalani perusahaan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini
merupakan pembahasan dari data-data yang diperoleh penulis, yaitu penyajian
data perusahaan, perhitungan selisih biaya bahan baku , selisih biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik dan
analisa penyimpangan.
BAB V PENUTUP
Bab ini
merupakan bab terakhir yang mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari
penulis sehubungan dengan pembahasan dari bab sebelumnya.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Anggaran
Tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh laba
yang sebesar – besarnya atau dalam jumlah yang sudah direncanakan. Perencanaan
merupakan tindakan yang dibuat bedasarkan fakta dan asumsi mengenai
kegiatan rencana kerja yang dibuat
secara teliti. Dan perencanaan memberikan petunjuk kepada pemimpin perusahaan
dalam pengambilan keputusan operasional. Secara sederhana anggaran
didefinisikan sebagai rencana keuangan atau peramalan laba. Anggaran dalam
pelaksanaan kegiatan sehari-hari perusahaan, untuk itu anggaran harus disusun
secara cermat dan hati-hati dengan perhitungan dan estimasi yang baik dan
melibatkan setiap departemen yang terkait. Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang disusun secara teliti yang
didasarkan atas pengalaman dimasa yang akan lalu dan ramalan yang masa akan
datang. Sedemikian teliti dan terperincinya angaran tersebut sehingga merupakan
petunjuk bagi staff dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Anggaran merupakan alat
koordinasi yang cepat karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu
bahagian dengan bahagian yang lain yang sudah diatur dengan baik
Definisi anggaran menurut M. Nafarin
(2004:12) menyatakan bahwa anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam
satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen
dalam mencapai tujuan.
Menurut Jae K. Shim dan Joel G
Siegel (2000:14) anggaran digunakan untuk mengalokasikan sumber – sumber daya
departement, termasuk mesin dan staf, membuat perubahan karyawan, menetapkan
jadwal manufaktur, dan kegiatan operasi departement. Anggaran mencerminkan
sasaran dan tujuan dari tiap departement serta pusat tanggung jawab.
Dan menurut Mulyadi (2001:488)
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang
diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
jangka waktu satu tahun.
Menurut
Munandar (2001:3) bahwa suatu rencana yang yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang”.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana
keuangan periodik yang disusun bedasarkan program yang telah disahkan yang
digunakan untuk mengalokasikan sumber – sumber daya departement, termasuk mesin
dan staf, membuat perubahan karyawan, menetapkan jadwal manufaktur, dan
kegiatan operasi departement yang dinyatakan dalam satuan moneter standar dan
satuan moneter yang lain dan berlaku untuk waktu tertentu dan yang akan datang.
Peranan
anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman
kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan
dibuatnya anggaran menurut M. Nafarin (2004:15) adalah sebagai berikut :
1. Digunakan sebagai landasan yudiris formal dalam
memilih sumber dan investasi dana.
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari
dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena
dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan.
Sikap
manajemen terhadap anggaran bergantung terutama pada hubungan dalam kelompok manajemen.
Berpedoman dalam rencana perusahaan
dimana pihak manajemen dituntut harus professional dan berusaha untuk
mendapatkan keuntungan dalam perusahaan. Kelompok manajemen yang tidak setuju
dan tidak mau menerima asumsi-asumsi yang digunakan dalam anggaran, dapat
berkinerja buruk.
Berikut adalah elemen-elemen yang
disarankan sebagai alat untuk memotivasi karyawan untuk membidik cita-cita yang
diterapkan dalam anggaran:
1.
Sistem
kompensasi, yang membangun dan memelihara hubungan yang jelas antara hasil dengan
penghargaan.
2. Sistem untuk penilaian kinerja, yang dipahami oleh
karyawan dalam hubungannya denggan efektivitas dan hasil-hasil penting
individual, tugas-tugas dan tanggung jawab, tingkat dan cakupan dan pengaruh
dalam pengambilan keputusan serta waktu yang diberikan untuk menilai hasil
tersebut.
3. Suatu sistem komunikasi yang memungkinkan karyawan
bertanya kepada atasan berdasarkan kepercayaan dan kejujuran.
4. Suatu sistem promosi yang menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan karyawan pada validitas dan penilaian.
5. Suatu sistem pendukung karyawan, seperti
pelatihan, bimbingan dan perencanaan karir.
6. Suatu sistem yang mempertimbangkan tidak hanya
tujuan perusahaan, tetapi juga keahlian dan kemampuan karyawan.
7. Suatu sistem yang tidak setengah-setengah, tetapi
berusaha meraih standar yang realistis dan dapat dicapai, menekan pada
perbaikan dan menyediakan lingkungan dimana konsep keunggulan (excellence)
dapat tumbuh.
Anggaran
merupakan rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka
panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran
disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan
membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya
yang ditentukan. Anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan,
mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional
didalam badan usaha.
Fungsi
anggaran dalam suatu perusahaan, antara lain:
1. Fungsi perencanaan
Perencanaan
dimaksudkan untuk memberikan petunjuk kepada manajemen dalam pengambilan
keputusan yang bersifat operasional. Dalam melaksanakan fungsi perencanaan
manajemen, proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan mengadakan evaluasi
terhadap kondisi lingkungan, prospek perekonomian yang akan datang. Dari sini
perusahaan akan menentukan harapan-harapan yang diinginkan, serta kondisi
perusahaan itu sendiri.
2. Fungsi pengendalian
Pengendalian
merupakan suatu kegiatan yang diperlukan untuk menjamin agar tujuan, rencana,
policy dan standar-standar yang telah ditentukan dapat dicapai dengan baik.
Proses pengawasan akan mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Mengukur hasil pelaksanaan dengan standard
performance
b. Membuat laporan tentang adanya perbedaan-perbedaan
c. Diadakan analisa atas perbedaan/penyimpangannya
tersebut
d. Pertimbangan alternative untuk perbaikan
e. Adakan perbaikan, implementasikan alternative
pilihan tersebut dan lakukan follow-up nya
3. Fungsi koordinasi
Fungsi
koordinasi merupakan sinkronisasi atas aktivitas baik individual maupun
bagian-bagian agar diperoleh efektivitas kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan. Jika tidak ada koordinasi maka masing-masing bagian akan berusaha
mengejar tujuannya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
4. Sebagai pedoman kerja
Anggaran
merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit
moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan
taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman
kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
Anggara
memiliki beberapa karakteristik agar operasional perusahaan dapat berjalan
dengan efektif. Berikut adalah karakteristik anggaran menurut Mulyadi
(2001:490), sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan
manajemen, yaitu manajer setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh pihak
yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di
bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Fungsi
anggaran menurut M. Nafarin (2004:20) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi perencanaan
Anggaran
merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena
anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata / jelas dalam unit dan uang.
2. Fungsi pelaksanaan
Anggaran
merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting
untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti bagian
pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan.
3. Fungsi
pengawasan
Anggaran
merupakan alat pengendalian / pengawasan (controlling).
Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan
dengan cara :
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang
perlu ( jika ada penyimpangan yang merugikan).
Macam
– macam anggaran menurut M. Nafarin (2004:17) adalah sebagai berikut:
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun
berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat
aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun
berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertemtu. Anggaran tetap disebut juga
dengan anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun
untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun
setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan
perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam satu tahun mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran janka pendek (anggaran taktis) adalah
anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis)
adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran
untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang
disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti
berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
penyusunan anggaran jangka pendek.
4. menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut
anggaran induk (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana
keseluruhan perusahaan untuk jangka waktu pendek biasanya disusun atas dasar
tahunan.anggaran tahunan dipecahkan lagi manjadi triwulan dan anggaran triwulan
dipecahkan lagi menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional terdiri dari:
·
Anggaran
penjualan.
·
Anggaran
biaya pabrik
·
Anggaran
biaya bahan baku
·
Anggaran
biaya tenaga kerja langsung
·
Anggaran biaya
overhead pabrik
·
Anggaran
beban usaha
·
Anggaran
laporan laba rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun
anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari :
-
Anggaran kas
-
Anggaran
piutang
-
Anggaran
persediaan
-
Anggaran
utang
-
Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari
:
a. Anggaran
komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun
secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran partial, adalah anggaran yang disusun
tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu
saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun
anggaran operasional.
6. Menurut fungsinya,
anggaran terdiri dari :
a. Appropriation budget, adalah anggaran yang
diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak digunakan untuk manfaat lain.
Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan.
b. Performance budget, adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai
apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak
melampaui batas.
Selain itu munurut
dari Ellen Crishtina dkk (2002:12) macam – macam anggaran terdiri atas :
1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas
penyusunannya, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran Parsial
Yaitu anggaran yang ruang
lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untu produksi atau bidang keuangan saja.
b. Anggaran Komprehensif
Yaitu anggaran dengan ruang lingkup
menyeluruh, karena jenis kegiatannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan di
bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan administrasi.
2. Secara garis besar, isi dari anggaran komprehensif
terdiri dari :
a. Forecasting Anggaran
Yaitu anggaran yang berisikan
taksiran-taksiran (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan jangka waktu
(periode) tertentu dan taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial
perusahaan pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang
b. Variabel Anggaran
Yaitu anggaran yang berisikan
tentang tingkat perubahan biaya atau tingkat variabelitas biaya, khususnya
biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya “semi biaya”, sehubungan dengan adanya
perubahan produktivitas perusahaan.
c. Analisis Statistika dan Matematika
Yaitu analisis yang digunakan
untuk membuat taksiran-taksiran (forecast) serta untuk mengadakan penilaian
(evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua analisis tersebut
perlu dilampirkan dalam anggaran yang disusun.
d. Laporan Keuangan
Yaitu laporan tentang realisasi
pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan
antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui bila ada
penyimpangan yang terjadi, dan dapat diambil kesimpulan serta tindak lanjut.
Berdasarkan fleksibilitas, anggaran dibedakan menjadi :
e. Anggaran Tetap (Fixed Budget)
Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu
tertentu dengan volume yang sudah ditentukan dan berdasarkan volume tersebut
disusun rencana mengenai revenue, cost, expenses
f. Anggaran Kontinyu (Continous Budget)
Yaitu anggaran yang disusun
untuk periode tertentu, dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut
diperkirakan besarnya revenue, cost, expenses, namun secara periodik dilakukan
penilaian kembali.
3. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibedakan ;
a. Anggaran Jangka Pendek (1 tahun)
b. Anggaran jangka Panjang (lebih dari satu tahun)
Anggaran jangka panjang
merupakan rencana perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang dengan penekanan
pada pengembangan profil perusahaan pada masa yang akan datang.
Anggaran jangka panjang
mencerminkan perencanaan menyeluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana yang disusun
untuk kegiatan setiap tahun. Anggaran jangka panjang meliputi:
-
Proyeksi
penjualan, biaya, dan laba (Sales, Cost, and projections)
-
Proyek-proyek
utama dan penambahan modal (Major project and capital additions)
-
Aliran kas
dan pembiayaan (Cash flow and financing)
-
Kebutuhan
personil (Personnel requirement)
Keakuratan
anggaran tercermin dalam angka – angka yang tercantum didalamnya. Angka – angka
ini harus dapat dimodifikasi untuk dapat memungkinkan perubahan dalam volume
penjualan atau produksi. Anggaran harus dapat mengakomodasi masalah yang
mungkin timbul dan manager harus dapat memecahkannya. Anggaran juga harus dapat
mendukung prinsip management by
exception.
Menurut
Jae K Shim dan Joel G Siegel (2000:2) faktor – faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penganggaran adalah :
·
Siklus hidup
produk pengenbangan (developing), pertumbuhan
(growing), kedewasaan (maturing), dan
penurunan (declining). Selain itu, ide – ide untuk membuat produk baru harus
turut dipertimbangkan.
·
Konsumen dan
perubahan selera
·
Tingkat
persaingan
·
Tenaga kerja
dan pembinaan karyawan (employee relations)
·
Kecenderungan
teknologi
·
Tingkat
risiko bisnis dan keuangan
·
Persyaratan
produksi dan sumber daya produksi
·
Tingkat
persediaan dan perputarannya
·
Ketersediaan
dan biaya bahan baku
·
Kondisi
pemasaran dan periklanan, termasuk pangsa pasar
·
Penetapan
harga produk atau jasa
·
Keusangan
produk atau jasa
·
Kebutuhan
pembiayaan dan ketersediaan dana
·
Stabilitas
korporasi dan industri, termasuk permintaan produk, pembinaan karyawan,
danperaturan pemerintah
·
Aspek siklus
dan musiman
·
Faktor –
faktor ekonomi dan politik
2.1.2 Pengendalian Biaya
Dalam tahap
perencanaan, sangatlah penting untuk melakukan metode konstruksi terlebih
dahulu, karena pada setiap metode konstruksi akan memberikan karakteristik yang
berbeda dan mempengaruhi sumber daya proyek yang selanjutnya mempengaruhi
estimasi biaya. Berbagai pertimbangan yang dilakukan kontrktor untuk merubah
metode konstruksi antara lain adalah sumber daya ataupun faktor lain yang selanjutnya
dapat mempengaruhi estimasi biaya konstruksi. Tanggung
jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu
tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya dibawah kendali
mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan
pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut. Dan kinerja secara
umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap
anggaran.
Kuswadi (2005) mengklasifikasikan
pembebanan biaya ke dalam
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1.
Biaya Langsung
Biaya langsung (direct
cost) adalah biaya yang langsung
dibebankan pada objek atau produk,
misalnya bahan baku
langsung, upah tenaga kerja yang
terlibat langsung dalam proses
produksi, biaya iklan, ongkos angkut,
dan sebagainya.
2.
Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung
(indirect cost) adalah biaya yang sulit atau
tidak dapat dibebankan secara langsung
dengan unit produksi,
misalnya gaji pimpinan, gaji mandor,
biaya iklan untuk lebih dari 6
satu macam produk, dan sebagainya. Biaya
tidak langsung disebut
juga biaya overhead.
Kuswadi (2005) juga menggolongkan pola
perilaku biaya yaitu :
1.
Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed
cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau
tidak berubah dalam rentang waktu
tertentu, berapapun besarnya
penjualan atau produksi perusahaan.
2. Biaya
Variabel
BIaya variabel (variable
cost) adalah biaya yang dalam rentang
waktu dan sampai batas-batas tertentu
jumlahnya berubah-ubah
secara proporsional.
3. Biaya
Semi Variabel
Biaya semi variabel
adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam
kedua jenis biaya di atas (tidak
termasuk ke dalam biaya tetap atau
biaya variabel).
Kedua jenis biaya berikut digolongkan
pada saat penetapannya dan
digunakan untuk tujuan perencanaan dan
pengendalian yang terdiri atas
(Kuswadi, 2005):
1.
Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya
yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan
terlebih
dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa
datang.
Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar
dan
atau anggaran.
2.
Biaya Historis (Historical
Cost)
Biaya
historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada
realisasi.
2.1.3
Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya
Pengendalian dapat dipahami
merupakan langkah-langkah yang harus disiapkan dan ditempuh supaya yang
direncanakan dapat tercapai, direalisasikan. Dan hasil yang diinginkan sesuai
dengan sesungguhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya anggaran adalah
salah satu yang sering digunakan sebagai pengendalian biaya yang memusatkan
pada kuantitas dan harga satuan biaya untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan.
Pengendalian merupakan bagian dari
fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang telah direncanakan dapat
tercapai sebagaimana mestinya. Pengendalian mencakup upaya memeriksa apakah
semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan prinsip yang dianut
juga dimaksudkan untuk mengetahui
penyimpangan yang mungkin terjadi agar dapat dihindari dimasa yang akan datang.
Menurut
Carter dan Usry (2006:6) mengatakan bahwa Pengendalian adalah usaha sistematis
manajeman untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus-menerus
untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil
aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada
perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.
Tujuan pengendalian adalah
mengusahakan apa yang telah direncanakan sesuai dengan kenyataan. Sedangkan
tujuan pengendalian anggaran adalah mengusahakan agar sesuai dengan
realisasinya sehingga program-program yang dibuat berjalan dengan seharunya apa
yang telah direncanakan.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa pengendalian dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan
dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan dalam hasil yang di capai, dan apabila
dalam pelaksanaan ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar
rencana sejalan dengan pelaksanaan.
Menurut Nasehatun (2001:214):
“Pengendalian biaya merupakan serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan
satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat
perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya
(realisasi)”.
Pengendalian biaya tidak dapat dipisahkan
dengan manajemen yang efektif. Oleh sebab itu, pengendalian biaya harus
merupakan rencana yang didukung oleh seluruh anggota perusahaan. Pengendalian
biaya mencakup satu pengerjaan bimbingan dan pengarahan atas unsur biaya dari
barang yang dihasilkan. Pengendalian biaya pada satu tahap dalam prosesnya,
akhirnya akan membandingkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
Pengendalian biaya hanya dapat
terlaksana apabila untuk setiap penyimpangan yang penting atas biaya standar
dilakukan tindakan perbaikan. Dan apabila perencanaan tanpa pengendalian akan
menjadi sia-sia. Sebaliknya suatu pengendalian tidak akan dapat terlaksana
tanpa adanya perencanaan. Jadi antara perencanaan dengan pengendalian
hubungannya saling mengikat dan berperan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Pengendalian biaya material mencakup
penyedian material dengan kualitas dan kuantitas yang diperlukan pada waktu dan
tempat yang diperlukan dalam proses jumlahnya dan dipertanggung jawabkan secara
penuh serta dipergunakan sesuai dengan perencanaan. Pengendalian biaya proyek
bertujuan untuk:
1.
Menghindari pemborosan material
Dengan
adanya anggaran material maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian
digunakan sebagai batasan untuk menghindari pemborosan material.
2.
Mencegah penundaaan pekerjaan
proyek karena kekuarangan material.
3.
Mengurangi kerugian atau
kecurangan
Anggaran
material sebagai alat pengendalian berperan untuk meminimalisasi kerugian atau
kecurangan dalam pengerjaan proyek.
Seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja perencanaan dan
pengendalian, dari kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara
rencana dan pengendalian. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah
disetujui, hal ini berarti bahwa perusahaan akan berusaha untuk mencapai apa
yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengendalikan
jumlah kegiatan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut. Pengendalian
dilakukan secara terus menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja,
tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan fungsi pengendalian suatu anggaran
dimana pengendalian ini bersifat mencegah, menjaga atau melindungi, yaitu:
1.
Agar realisasi berjalan dengan
rencana.
2.
Sedapat mungkin tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau realisasi.
3.
Jika terpaksa ada penyimpangan,
dan penyimpangan itu telah diketahui dan diantisipasi, sehingga dampaknya telah
diperhitungkan dan dapat diminimalkan.
2.1.4 Analisis
Penyimpangan Anggaran
Dalam
mekanisme penerapan anggaran maupun dalam konsep Manajemet By Objektive (MBO)
maka salah satu teknis yang selalu diterapkan adalah analisis variance atau
analisis penyimpangan. Analisis ini dilakukan dengan cara memperbandingkan
antara anggaran dan realiasi. Perbedaan antara angka anggaran dengan realisasi
ini disebut penyimpangan atau variance.
Menurut Munandar (2003 : 20)
menyatakan bahwa :
Laporan anggaran (Anggaran Report),
yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yang dilengkapi dengan
berbagai analisa perbandingan antara anggaran dengan realisasinya itu, sehingga
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang
bersifat negatif (merugikan). Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya
penyimpangan-penyimpangan, sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan dan beberapa
tindakan lanjut (follow up) yang segera perlu dilakukan.
Penyimpangan yang terjadi harus
dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya, dan kemudian dicari jalan
keluar untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Biasanya perusahaan harus
menetapkan ukuran yang mana harus dilakukan investigasi dan mana yang tidak
perlu dilakukan investigasi. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi
atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat maka harus
dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya
investigasi maka harus dilakukan investigasi penyebab penyimpangan tadi,
kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar
maka kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi.
Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan operasi dimasa
yang akan mendatang.
Menurut Carter dan Usry (2006:161), variance biaya standar dibagi atas dua
bagian yaitu:
1.
Jika biaya aktual melebihi standar
maka variansnya adalah tidak menguntungkan, karena kelebihan tersebut memilik
dampak yang tidak menguntungkan terhadap laba.
2.
Jika biaya standar melebihi
biaya aktual maka variansnya adalah menguntungkan, karena memiliki dampak
terhadap laba.
Semua
varians biaya baik menguntungkan atau merugikan perlu dianalisis dalam rangka
pengambilan tindakan perbaikan dalam masa yang akan datang. Tindakan perbaikan
ini berupa perbaikan atau revisi terhadap biaya standard dan perbaikan terhadap
cara atau sistem kerja dan sebagainya.
Sumber
penyimpangan biaya material biasanya terjadi karena:
1.
Varians harga material (material price varians)
Varians harga material adalah mengukur selisih antara jumlah yang
dibayar untuk kuantitas material tertentu dan yang seharusnya dibayar menurut
standar yang telah ditetapkan.
2.
Varians kuantitas material adalah mengukur
perbedaan antara kuantitas material yang digunakan dengan kuantitas yang
seharusnya digunakan menurut standar yang telah ditetapkan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek
Penelitian
.
Objek penelitian dalam pembuatan penulisan ilmiah
ini adalah PT. XYZ yang sedang
menjalankan suatu proyek yaitu . Perusahaan yang
bergerak dibidang jasa konstruksi
bangunan bergedung tinggi termasuk apartement, gedung perkantoran, hotel, bengkel, pasar, rumah
sakit, gedung universitas, yang beralamat Jl. Karang Tengah Raya Blok
A2/B8 Lebak Bulus 12440 Jakarta Selatan.
Visi perusahaan saat ini adalah membangun PT. XYZ menjadi
perusahaan rekayasa, pengadaan dan konstruksi yang handal dan terkemuka dengan
proyeksi laba yang cukup dan bertumbuhan.
Sementara Misi perusahaan yang terbaru adalah mengeksekusi
dan menyelesaikan proyek yang diberikan sesuai dengan jadwal proyek,
spesifikasi, kualitas dan kondisi ketertiban sebagaimana diatur dalam
perjanjian kontrak dalam anggaran proyek dengan:
·
Penugasan tim
proyek yang berkualitas & profesional.
·
Penyediaan
modal yang dibutuhkan dan manajemen keuangan apropriate lainnya.
·
Penyediaan
peralatan konstruksi, alat dan bahan pendukung lainnya.
·
Penyediaan
sistem manajemen proyek yang dapat diandalkan.
3.2 Data/Variabel
Jenis data yang dibutuhkan dalam
rangka penulisan ilmiah ini terdiri dari:
3.2.1 Data Primer
Data yang diperoleh dan
dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian pada objek penelitian melalui teknik wawancara
guna mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian untuk diolah
lebih lanjut. Seperti wawancara dan dokumentasi terkait pada rencana anggaran
yang dibuat oleh perusahaan dengan anggaran realisasinya serta cara penyusunan
anggaran.
3.2.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah diolah dalam dokumen perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, data anggaran dan realisasinya.
3.3 Metode Pengumpulan Data/Variabel
Penelitian pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan. Metode ini bersifat menguraikan setiap permasalahan yang ada dan
mencari kebenaran daripada pemecahan yang telah terjadi sehingga dapat
diketahui apakah pelaksanaannya dapat dibenarkan atau tidak menyimpang dari
teori yang ada.
Dalam pengumpulan data-data yang berhubungan dengan pembahasan penulisan
ilmiah ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Dalam penulisan ini bahan-bahan yang
diperoleh dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi
penulisan ilmiah ini.
2.
Studi
Lapangan
a. Observasi
Untuk melengkapi data-data, penulis melakukan pengamatan
langsung mengenai objek yang diteliti khususnya mengenai hal yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas
b. Wawancara
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan mengenai hal yang
mempunyai kaitan erat dengan masalah yang akan dibahas, kepada pegawai yang
berwenang memberikan informasi yang diperlukan dalam pengumpulan data penulisan
ilmiah ini.
3.
Web Searching
Yaitu usaha penulis untuk mengumpulkan artikel –
artikel, jurnal, dokumen dan lain – lain yang ada hubungannya dengan materi
penulisan ilmiah ini di internet
3.4 Alat analisis yang digunakan
Adapun
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalaha sebagai berikut :
1.
Deskriptif
Dengan cara mengumpulkan data, menggolongkan dan kemudian dianalisa
sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang proses pengendalian biaya
dalam penyusunan anggaran material.
2.
Kuantitatif
Analisis yang menggunakan perhitungan dengan rumus yang akan
digunakan yaitu :
|
Dimana:
Sh = Selisih Harga
Hst = Harga Standar
Hs = Harga Sesungguhnya
Ks = Kuantitas Sesungguhnya
Analisis
selisih (variance) masing – masing akan diberi tanda favorable (Menguntungkan) atau unfavorable
(Tidak Menguntungkan). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif atau dengan mengunakan metode perbandingan, bahan
perbandingan yang akan dibahas adalah anggaran yang disusun oleh perusahaan dan
realisasi yang telah keluarkan oleh perusahaan. Kemudian berdasarkan
perbandingan terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan realisasi yang telah didapat,
diperoleh selisih (variance).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar